KOMUNIKASI DI
DEPAN UMUM
1.1.
Latar Belakang
Komunikasi
di depan umum sangatlah penting bagi generasi muda saat ini, karena dengan
berlatih untuk berbicara di depan umum dapat menguji keberanian untuk
menyampaikan ide-ide, pengetahuan, dan pengalaman kepada orang banyak. Akan
tetapi dimanakah kita dapat menjumpai kelompok-kelompok anak muda yang melatih
diri, menyiapkan diri, untuk cakap dan terampil berbicara di dapan umum?
Padahal
di negara kita, yang merdeka, damai, dan berbudaya dan haus akan ilmu
pengetahuan dan teknologi ini, tuntutan agar kita cakap berbiacara secara
efektif di depan publik sangatlah besar.
Inilah
salah satu obsesi penulis, bagaimana membantu generasi penerus ini supaya
terampil berkomunikasi langsung d depan publik. Kecakapan ini lebih menjamin
terciptanya masyarakat yang saling menghargai, saling memahami, dan
bersama-sama menuju kepembangunan nasional.
.2. 1Tujuan
1.
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa itu komunikasi di depan umum
2.
Mahasiswa dapat mengaplikasikan cara berbicara di depan umum
1.3.
Rumusan permasalahan
1. Apa
itu komunikasi di depan umum?
2.
Bagaimana teknik berbicara di depan umum?
3. Apa
saja hambatan ketika berbicara di depan umum?
BAB II
PEMBAHASAN
Berbicara
merupakan suatu kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan karena berbicara
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam berbagai aktifitas.
Berbicara sangat mudah dilakukan terutama dalam keadaan santai dengan teman,
keluarga. Namun pada beberapa orang berbicara itu akan mejadi sangat susah jika
berada dihadapan khalayak ramai karena hal ini sudah melibatkan ketahanan
mental yang prima. Pengalaman di dalam menyampaikan sesuatu dalam pikiran kita
dihadapan banyak orang memang membutuhkan latihan dan keberanian diri. Dengan
banyak berlatih dan belajar bagaimana menyiasati berbagai situasi saat
berbicara merupakan salah satu resep mujarabnya.
Apakah berbicara itu?
Menurut
beberapa sumber, berbicara dapat didefinisikan sebagai :
· cara berkomunikasi
mengungkapkan pikiran, pandapat, gagasan, parasaan, dan keinginan dengan
bantuan lambang-lambang yang di sebut kata-kata (Tarigan, 1981:8)
·
ekspresi dari gagasan-gagasan pribadi seseorang (Powers, 1954:5-6)
Berbicara
didepan publik/umum merupakan kegiatan yang pada dasarnya dilakukan dalam
rangka komunikasi. Pembicara memiliki ide yang dapat berupa pengetahuan,
pengalaman, cita-cita, keinginan, perasaan, dan sebagainya itu akan disampaikan
kepada publik. Bagaimana cara menyampaikannya?
Pembicara
menyajikan idenya mempergunakan kode, tanda atau lambing. Kode utama yang
diperlukan pembicara adalah bahasa. Bahasa yang disusun begitu rupa untuk untuk
menyampaikan ide ini biasa disebut wacana. Karena pembicara ingin menyampaikan
idenya secara langsung kepada publiknya. Wujud wacananya adalah wacana lisan.
Publik mendengarkan wacana lisan pembicara serta menyaksikan ekspresi wajah,
gerak anggota tubuh, dan penampilan pembicara.publik aktif menafsirkan ide yang
ingin disampaikan pembicara dengan mempergunakan wacana lisan dan seluruh
ekspresinya itu.
Apa
tujuan utama orang berbicara di depan umum? Tujuan orang berbicara didepan umum
adalah agar umum memiliki ide seperti yang dimiliki pembicara. Dengan kata
lain, tercipta kebersamaan dalam ide. Pembicara dan publik sama-sama memiliki
ide yang sama.
Untuk
memulai berbicara didepan forum umum, ada 4 faktor yang harus dimiliki oleh
seorang pembicara , yaitu :
1)
Percaya Diri
Salah
satu faktor utama yang wajib pertama kali dimiliki oleh pembicara. Jika seorang
pembicara tidak percaya diri maka akan sulit baginya untuk menyampaikan ide dan
gagasan yang ada didalam pikirannya. Hal ini disebabkan hatinya sudah diliputi
rasa grogi,malu atau takut sehingga bingung harus menyampaikan apa dan tidak
tahu dari manakah untuk memulai presentasinya. Rasa percaya diri ini dapat
dilatih perlahan dengan mulai berlatih berbicara dihadapan forum-2 kecil dengan
tema pembicaraan ringan dan santai.
2)
Kejelasan Suara
Gunakan
suara yang dapat didengar jelas oleh audien (pendengar). Volume suara cukup
sedang-2 saja dan jangan menggunakan istilah-2 yang sulit dimengerti oleh
audien karena tingkat pengetahuan dari masing-2 audien tidak sama. Penggunaan
istilah-2 umum mungkin akan sangat membantu para audien memahami apa yang kita
sampaikan.
3)
Ekspresi/Gerak Mimik
Seorang
pembicara juga merupakan seorang aktor dihadapan audiennya. Penggunaan ekspresi
yang tepat sesuai tema pembicaraan kita akan dapat membuat audien menjadi lebih
semangat untuk mengikuti setiap detil pembicaraan kita dan terhindar dari
kantuk akibat kebosanan melihat cara berbicara kita. Sebagai contoh, misalnya
kita berbicara mengenai kepahlawan para pejuang tempo dulu didalam acara HUT RI
maka tentu saja ekspresi semangat berkobar-2 harus kita tunjukkan didepan umum
tanpa mengurangi penyampaian makna pembicaraan.
4)
Kelancaran Komunikasi
Agar
audien dapat menangkap maksud penyampaian pembicara maka cara menyampaikan
haruslah lancar dan terunut dengan baik. Berbicara dengan tersendat-sendat atau
terputus-putus karena adanya gangguan faktor lain (mis: HP berdering terus)
dapat mengurangi antusias audien sehingga menimbulkan kejengkelan yang dapat
merugikan pembicara itu sendiri.
Kiat-kiat berbicara di depan umum
Ibarat
sebuah masakan mempunyai sebuah resep maka agar dapat berbicara sukses didepan
umum juga mempunyai kiat-kiat yang patut dicoba, yaitu :
a)
Menguasai medan dan mengetahui siapa calon pendengar terlebih dahulu sehingga
dapat menyusun strategi agar mereka dapat antusias sewaktu kita mulai
berbicara.
b)
Gunakan tema pembicaraan yang sesuai dengan tingkat kemampuan daya tangkap
pendengar/audien sehingga mereka tidak menjadi bosan dan kemudian mengabaikan
pembicaraan kita. Audien cenderung bosan dan mengobrol atau mengantuk ketika
pembicara menyampaikan materi yang tidak bisa ditangkapnya.
c)
Menggunakan pilihan kosakata yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pendengar
agar tidak terjadi salah komunikasi.
d) Jika
terjadi gangguan psikologis, sebaiknya alihkan perhatian kita dengan cara
memegang sesuatu atau menggunakan media sehingga rasa stress/kuatir dapat kita
alirkan ke media tersebut sehingga tidak mengganggu konsentrasi sewaktu
berbicara.
e)
Berani memulai berbicara dan berusahalah mencari celah untuk menarik
antusiaisme audien guna menghidupkan suasana komunikasi kita.
f)
Sebagai pembicara kita harus tenang untuk menghindari alur berpikir yang
melompat-lompat / cerita yang tidak runtut sehingga dapat membuat pembicaraan
kita terlihat tidak tentu arahnya.
g) Beri
penekanan pada topik yang menjadi tujuan kegiatan berbicara tersebut dengan
cara menyampaikan suatu kalimat secara berulang-2 secara tepat sehingga tidak
terkesan mendikte audien.
Siap
Sebelum Bicara
Ada 6
hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di
mana, kapan, apa dan bagaimana.
Mengapa:
Menetapkan Sasaran
Hal
pertama yang harus jelas dalam pikiran Anda sebagai pembicara adalah menetapkan
sasaran pembicaraan. Penetapan sasaran sangat membantu dalam menentukan arah
pembicaraan dan juga bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran.
Pada umumnya sasaran pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan,
misalnya presentasi tugas, memimpin rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.
Siapa: Pendengar
Meneliti
apa dan siapa pendengar dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan
disampaikan dan meyakinkan diri Anda bahwa Anda menyampaikan bahan pembicaraan
kepada pendengar yang tepat.
Hal
yang perlu diketahui dari sidang pendengar antara lain :
1.
Berapa banyak orang yang hadir?
2.
Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
3.
Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
4. Apa
harapan mereka atas topik pembicaraan?
5.
Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?
Di
Mana: Tempat dan Sarana
Penting
bagi Anda untuk mengetahui dan memperhatikan tempat pembicaraan akan
dilaksanakan.
Berikut
ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi pembicara :
1.
Melakukan praktek
Apabila
pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik
untuk mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan
sidang pendengar.
2.
Mempelajari sarana yang tersedia
Sangat
bermanfaat, bila Anda lebih dahulu melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan
tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head Projector).
3.
Meneliti gangguan yang mungkin timbul
Anda
perlu mewaspadai gangguan yang mungkin timbul, misalnya pembicaraan dilakukan
dekat jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan suara kendaraan yang
lewat. 4. Tata letak tempat duduk
Tata
letak tempat duduk perlu diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan
dengan sasaran pembicaraan.
Kapan: Waktu
Berapa
lama waktu yang diperlukan dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan
manajemen waktu.
1.
Waktu penyelenggaraan sangat mempengaruhi
Biasanya,
waktu sesudah makan siang dikenal sebagai waktu ‘kuburan’. Pendengar yang sudah
makan kenyang, apalagi jika makanan yang disajikan enak rasanya, akan membuat
pendengar lebih tertarik untuk ‘berngantuk ria’ daripada mendengarkan
pembicaraan.
2. Berapa
lama waktu yang digunakan
Anda
perlu memperhatikan waktu, misalnya waktu untuk pembahasan, waktu istirahat,
atau waktu tanya jawab. Agar punya manajemen waktu yang baik, maka perlu
latihan terlebih dulu.
3.
Masalah konsentrasi
Sangat
sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam.
Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan Anda tidak menarik, tidak
bermanfaat, dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh
pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit
demi sedikit.
Apa: Bahan yang Akan Digunakan
Agar
sasaran pembicaraan dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu dilakukan.
Berikut ini beberapa saran dalam pemilihan bahan:
1.
Menyusun dan memilih bahan
Susunlah
pokok-pokok pembicaraan. Sebaiknya pada 45 menit pertama jangan terlalu banyak
pokok-pokok yang akan disampaikan.
Dalam
pemilihan bahan perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia,
pendengar, mana bahan yang harus diberikan dan bahan yang tidak perlu
diberikan.
2.
Gunakan contoh
Sederhanakan
informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh yang benar-benar
terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
3.
Membuka dan menutup pembicaraan
Dalam
membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat menimbulkan minat pendengar,
dapat menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat menjelaskan garis besar dan
sasaran pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, Anda harus dapat menyimpulkan
hal-hal yang telah dibicarakan.
4.
Membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan.
Beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah
membuat catatan tertulis dengan menggunakan kartu-kartu atau kertas kecil. Hal
yang dituliskan dalam kartu sebaiknya kata-kata kunci saja dan waktu yang
digunakan untuk membicarakan apa yang tertulis di setiap kartu.
Bagaimana: Teknik Penyampaian
Penggunaan
kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam
pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru
penggunaan nonkata. Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi
persentase kontribusi sebagai berikut :
7%:
penggunaan kata
38%:
penggunaan nada dan suara
55%:
penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh
1.
Pemilihan kata
Kata-kata
yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga
penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan
menimbulkan masalah.
2.
Teknik penyampaian berita
Tidak
banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan efektif. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain:
-
Gunakan ekspresi dan intonasi yang tepat.
- Diam
sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima.
-
Bicara dengan jelas dan teratur.
-
Bicara dengan volume memadai.
3.
Bahasa tubuh
Di
samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan
justru bergantung pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan,
kontak mata, cara berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat
seperti patung atau sibuk membaca catatan.
Berikut
ini beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain :
1.
Tatap mata pendengar
Kontak
mata pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar mengantuk, bosan,
tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat
pendengar atas apa yang Anda sampaikan.
2.
Senyum
Manfaat
dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan.
3.
Hindari membuat jarak
Anda
perlu mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di depan kelas yang
pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di
belakang meja atau di belakang papan tulis akan menciptakan jarak dengan
pendengar.
4.
Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku
Berdiri
tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan.
5.
Sadari kecenderungan untuk jadi pusat perhatian
Ini
tidak berarti pembicara harus berdiri dengan kaku, tapi gerakan-gerakan tangan
perlu ada untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan menggunakan gerakan,
hindari juga mengulang kata-kata yang sama.
6.
Berusahalah sewajar mungkin
Agar
bisa bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk mencemaskan diri sendiri.
Cara yang efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan latihan bicara di
depan kamera sehingga pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan
teman-teman.
Meningkatkan
Kualitas
Banyak
cara yang dapat digunakan dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan,
apalagi bila waktu bicara cukup panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan
antara lain:
1.
Partisipasi sidang pendengar
Metode
diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar menjadi kelompok-kelompok kecil
dan kemudian setiap kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan, atau kuis kemudian
diminta mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan
meningkatkan partisipasi pendengar dan menghidupkan suasana.
2. Sesi
untuk tanya jawab
Memberi
kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dapat menguji apakah
materi sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.
3.
Antusiasme
Tunjukkan
antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
4.
Situasi yang menyenangkan
Ciptakan
situasi yang menyenangkan dan tidak menegangkan/mengancam.
5.
Pendengar yang ‘sulit’
Tidak
seluruh pendengar adalah pendengar yang kooperatif dan positif, mungkin saja
ada peserta yang ‘sulit’. Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung
dengan peserta tersebut atau mempermalukannya di depan peserta lain.
6.
Gunakan alat bantu
Alat
bantu dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan gagasan atau berita.
Hambatan
dalam komunikasi di depan umum
a) Tipe
kelinci
Persoalan
diri sendiri yang pertama-tama harus didobrak adalah bersikap seperti kelinci,
yaitu menolak kesempatan untuk tampil. Kelinci akan lari sebelum berhadapan
dengan musuhnya. Jika tidak mendobrak sikap ini, rasa takut akan terus
menghantui. Tidak berani menampilkan diri dengan berbagai dalih tidak mengatasi
persoalan, justru member persoalan.
b)
Belum terbiasa
Jika rasa
takut teratasi dan telah tampil didepan umum, masalah berikutnya membiasakan
diri tampil depan umum. Tampil lagi, tampil lagi, tampil lagi, dan tampil
kesekian kalinya akan membebaskan dari rasa takut. Selanjutnya akan merasa
tenang dan aman.
c)
Kurang persiapan
Secakap
apapun seorang pembicara, jika kurang persiapannya jangan diharapakan dia
tampil optimal. Sebaliknya, seorang pemula yang menyiapkan diri secara
sungguh-sungguh penampilannya akan berhasil.
d)
Kondisi tidak sehat
Pembicara
amatir biasanya tidak menjaga kesehatan dirinya. Apa yang terjadi? Sewaktu akan
tampil bisa jatuh sakit. Dia bisa tidak jadi tampil. Jelas ini tidak
professional. Seorang pembicara harus memelihara kesehatan dirinya: badannya,
jiwanya, dan pribadinya secara utuh. Agar badan sehat orang perlu makan cukup,
istirahat, tidur dan berolahraga teratur.
e)
Motivasi tidak kuat
Berkali-kali
tampil , tetapi tanpa motivasi yang kuat tidak akan banyak hasilnya. Apalagi
tampil seperti anak domba yang diseret ke kandang. Asal melaksanakan tugas.
Berhasil atau tidak, tidaklah penting. Yang penting perintah dilaksanakan.
Seorang pembicara memerlukan motivasi. Ada banyak motivasi yang dapat mendorong
seseorang tampil sebagai pembicara, namun tidak semua motivasi itu kuat.
Beberapa motivasi tersebut antara lain: menarik perhatian, mencari nama,
memperebut kedudukan, mencari uang, dan sebagainya. Sedangkan motivasi yang
sehat dan tahak uji antara lain cinata sesama, cinta nusa dan bangsa, dan cinta
kepada tuhan. Pembicara yang tampil dengan motivasi yang kuat pada umumnya akan
bekerja dengan sungguh-sungguh dan tidak putus asa apabila gagal.
f) Menyia-nyiakan
kan bakat khusus
Tidak
melatih bakat yang dimiliki, padahal jika potensi ini digali bisa menjadi suatu
keberhasilan bagi orang tersebut,
sumber: berdasarkan google
sumber: berdasarkan google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar